SMP
Katolik Sint Vianney kembali melaksanakan kegiatan In House Training dengan tema “Tahun 2022: Lebih Paham Menjadi Guru
dan Lebih Memahami Kurikulum 13”.
Kegiatan ini berlangsung pada tanggal 20
hingga 21 Januari 2022 di Aula SMP Katolik Sint Vianney SoE. Kegiatan yang dibuka secara langsung oleh Kepala Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Timor Tengah Selatan ini berjalan baik.
Kepala
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. TTS, Dominggus Banunaek, dalam sambutannya
mengatakan perubahan selalu ada dalam setiap segi kehidupan. Dalam dunia
pendidikan, perubahan itu terus menerus terjadi baik dalam bentuk pemahaman pengetahuan
kita maupun dalam bentuk media sebagai pendukung pengetahuan itu sendiri.
“Kita
tidak semestinya membuat kegiatan In
House Training untuk mempersiapkan perangkat pembelajaran kita. Kita dapat
belajar secara otodidak dengan memanfaatkan media pembelajaran berbasis
teknologi yang ada saat ini”, ungkap Dominggus
Lanjutnya,
“Saat ini, SMPK Vianney SoE menjadi sekolah yang menyumbang banyak prestasi
bagi kemajuan pendidikan di Kabupaten Tiimor Tengah Selatan. Hal itu terbukti dari
lulusnya kesembilan guru yang mengikuti seleksi PPPK.”
“Saya
memberikan apresiasi baik kepada Tenaga Pendidik mamaupun peserta didik SMPK
Sint Vianney atas keberhasilan yang diraih tersebut”, ungkap Dominggus.
Di lain pihak, Kepala Sekolah SMPK Sint
Vianney SoE, Johannes A. Tnomel dalam sambutannya mengatakan bahwa para tenaga
pendidik mesti mengenal dan memahami kurikulum 13. Mengenal dan memahami
artinya mampu menerapkan pendekatan K 13 dalam proses pembelajaran. Pendekatan
tersebut yakni pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student centered active learning) berbasis
kontekstual, pembelajaran bersifat saintifik, Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning), dan Pembelajaran
Berbasis Proyek (Project Based Learning).
Johannes A. Tnomel juga mengatakan kurikulum
13 ini menjadi batu loncatan menuju kurikulum prototipe. Diketahui bahwa
kurikulum prototipe merupakan opsi tambahan bagi satuan pendidikan untuk
melakukan pemulihan dalam proses pembelajaran selama beberapa tahun ke depan.
“Kurikulum prototipe ini akan diberlakukan
terlebih dahulu pada program sekolah penggerak dengan harapan dapat diterapkan
juga pada sekolah-sekolah yang ada di Indonesia”, ungkap Johannes dalam sambutannya.
Penulis:
Saputra Turu